Selamat membaca

semoga bermanfaat

judul widget leftbar

IP free counters

Label

My Blog List ( DO FOLLOW )

algredekiyah@gmail.com. Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Categories

I'll Share Everything I Know

Pemkot Surabaya Mulai Gunakan Open Source dengan Soerya 10.4
Sementara, Uji Cobakan pada 19 SKPD

Pada 2011 seluruh kabupaten/kota diwajibkan menggunakan perangkat open source di komputer. Tahun ini Pemkot Surabaya sudah menggunakan software tersebut dengan membuat program Soerya 10.4.

TITIK ANDRIYANI


---

TUMPUKAN dokumen di meja para kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemkot Surabaya kelak tak akan menggunung lagi. Dinas atau satuan kerja tak perlu lagi mengirim fisik surat secara manual ke dinas lain. Tak ada lagi surat ngendon di meja sekretaris, kemudian disampaikan kepada kepala dinas. Cara konvensional seperti itu bisa memakan waktu 1-2 hari.

Para pegawai bisa mengetahui surat masuk kapan saja dan kepala SKPD bisa mendisposisikan surat ke dinas lain melalui e-mail. Itu bisa dilakukan berkat program e-office yang kini masih digunakan secara terbatas di beberapa SKPD.

E-office adalah menu untuk menerima dan mengirim surat-surat elektronik dalam program Soerya 10.4, pengganti Windows, yang kini mulai digunakan pemkot. Melalui e-office, tanda tangan surat bisa dilakukan secara elektronik dengan menekan pin tertentu. Cara tersebut sudah dilindungi UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). "Ini akan mempermudah pekerjaan dan lebih efisien," kata Aryo Nugroho, ketua tim perancang Soerya 10.4.

Program itu dideklarasikan Wali Kota Surabaya Bambang D.H. bersama para pengusaha komputer se-Surabaya pada 2 Agustus lalu. Pembuatan Soerya 10.4 dipicu surat menteri pendayagunaan aparatur negara (Men PAN) yang mewajibkan seluruh pemkot/pemkab menggunakan program open source paling lambat pada 2011.

Namun, pemkot punya target menggunakan open source tahun ini. Sejak tahun lalu pemkot membuat program yang diberi nama Soerya Jembatan Merah 9.8. "Nama itu diambil karena (program tersebut) di-launching pada 9 Agustus," jelas Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi (Diskominfo) Chalid Buhari. "Karena bertepatan dengan Hari Kemerdekaan, diambil tagline Jembatan Merah sebagai simbol salah satu peristiwa kemerdekaan di Surabaya," lanjut dia.

Namun, pada 2009 itu baru tiga SKPD yang memakai program tersebut. Pemkot berambisi, tahun ini seluruh SKPD -mulai kecamatan sampai dinas- bisa menggunakan open source itu. Maka, Soerya 9.8 dikembangkan menjadi Soerya 10.4. Nama tersebut diambil karena proyek itu rampung pada April 2010. Tagline-nya Soerya 10.4 Kalimas untuk merepresentasikan ikon kota dan penggerak ekonomi Surabaya.

"Program ini kami harapkan dapat menggerakkan ekonomi kota ini dengan berbagai potensi yang bisa dikembangkan," jelas Chalid. Soerya 10.4 diharapkan menjadi tulang punggung penggunaan perangkat lunak di Surabaya.

Bambang membentuk tim yang terdiri atas lima orang untuk menyempurnakan Soerya 9.8. Mereka adalah Aryo Nugroho dari Asosiasi Linuxer Indonesia sebagai ketua tim, Moh. Noor Al Azam dari Kelompok Linuxer Arek Suroboyo sebagai sekretaris, Mochammad Arfan dan Chandra Ayu Kusumawati dari open source user group, dan Didiet Agus Pambudiono dari Asosiasi Linuxer Indonesia. Mereka jugalah yang membuat Soerya 9.8. Yang jadi penanggung jawab tim Chalid Buhari.

Selama kurang lebih tiga bulan mereka menyempurnakan Soerya 9.8. Antara lain menambah menu aplikasi, termasuk e-office. Menu itu penting dan sesuai dengan kebutuhan kerja para SKPD.

Soerya 10.8 menyediakan hampir semua menu di Windows. Hanya, namanya berbeda. Misalnya Microsoft Office (Windows), Open Office (Soerya 10.8), Power Point (Open Impress), Excel (Calc), dan Yahoo Messenger (pidgin internet messenger). User juga bisa menjelajah dunia maya karena ada Firefox Web Browser yang tak beda dengan Mozzila Firefox. Juga GIMP Image Editor yang berfungsi seperti photoshop.

Tantangannya, menurut Aryo, program itu belum familier bagi sebagian besar user. Gambar menu yang biasa disuguhkan dalam Windows tentu saja tak bakal didapati di Soerya 10.4. Program tersebut punya spesifikasi simbol-simbol sendiri.

Karena itu, tim bekerja keras untuk menyosialisasikan penggunaan program ke seluruh SKPD. Sebab, Bambang menargetkan Soerya 10.4 bisa dipakai di seluruh SKPD pada akhir Desember. Sampai sekarang sudah 19 SKPD yang menggunakan program itu. "Kami akan sosialisasi terus. Tak hanya di kalangan pegawai pemkot, tapi juga pengusaha komputer di seluruh Indonesia," ujar Aryo.

Sebab, lanjut dia, pemkot butuh kerja sama dengan para pengusaha untuk menyuplai hardware. Mantan dekan Ilmu Komputer Narotama itu mengatakan, belum semua hardware di pasaran open dengan program tersebut.

Para pengusaha komputer bisa menyediakan aplikasi program itu dalam laptop, komputer, printer, maupun perangkat keras lain. Sekarang ini Soerya 10.4 sudah connect dengan berbagai multimedia.

Lebih lanjut Aryo menjelaskan, banyak keuntungan jika Soerya 10.4 berkembang. Yang pasti, user tidak lagi bergantung pada satu sistem operasi, Microsoft, yang didalamnya terdapat aplikasi Windows dan teman-temannya. Sebab, hampir dua-tiga tahun sekali, Microsoft selalu mengeluarkan program baru. Praktis, user yang ingin berganti program baru itu harus membayar.

Sebaliknya, "Jika ada program baru dari Soerya 10.4, user tak perlu membeli. Cukup men-download saja," kata pria asli Surabaya tersebut. Dengan demikian, user di Surabaya nanti tidak hanya bergantung pada satu merek, tapi ada beragam pilihan. "Intinya, kami ingin memerdekakan pengguna software di Surabaya agar tidak bergantung pada satu merek," ujarnya.

Selain itu, user yang ingin mengutak-atik program tersebut tidak perlu izin. Sebab, Soerya 10.4 punya lisensi GPL (general public license) yang bisa digunakan semua orang. Lisensi itu menyatakan program bebas. "Pengembangan program ini bisa menghemat biaya dan amat prospektif," tegas pria yang hobi memancing tersebut.

Moh. Noor Al Azam, rekan Aryo, memberikan ilustrasi, jika satu dinas punya sepuluh komputer dan semua beralih menggunakan program itu, betapa besar anggaran yang bisa dihemat. Tiap dua-tiga bulan sekali instansi di pemkot tak perlu berganti program baru. Artinya, tak perlu keluar biaya. Padahal, di pemkot ada 24 SKPD, belum termasuk 31 kantor kecamatan dan 163 kelurahan. Lebih lanjut ketua kelompok Linux Arek Suroboyo itu mengatakan, menu dan program di Soerya 10.4 amat sesuai dengan kebutuhan kerja para pegawai pemkot.

Tahun ini, penggunaan open source di Surabaya akan diterapkan secara masif. Itulah sebabnya, pada 28 Juli lalu, pemkot mendapatkan penghargaan dari Indonesia Open Source Award. Dalam ajang yang baru dihelat kali pertama tersebut, Surabaya mampu bersaing dengan 23 kabupaten/kota lain yang juga mulai memakai open source. "Bedanya, kita sudah mulai menggunakan secara masif. Tapi, kota atau kabupaten lain baru sepotong-sepotong," ungkap pria kelahiran 1970 itu.

Penggunaan Soerya 10.4 dimulai dari pegawai pemkot. Jika sudah menjadi percontohan di semua kalangan pegawai, Surabaya akan jadi pelopor penggunaan open source secara luas. "Masyarakat (kelak) akan melirik dan mencoba memakai program ini sehingga bisa melakukan penghematan amat besar," ujarnya. (*/c9/cfu)

0 comments

Silahkan Beri Komentar Saudara...

Elingo

Galeri








Tamu

Template Oleh trikmudahseo